1.
Wujud Zat Padat
a. Mempunyai
bentuk dan volume yang tetap sehingga tidak mengikuti bentuk wadahnya.
b. Suit ditembus.
c. Sulit dibagi atas bagian-bagian yang kecil.
d. Sulit sekali diubah volumenya meskipun oleh tekanan yang sangat besar.
2.
Wujud Zat Cair
b.
Lebih mudah ditembus daripada zat
padat.
c.
Lebih mudah dibagi atas
bagian-bagian yang kecil.
d. Sulit diubah volumenya, tekanan
yang sangat tinggi hanya akan menubah sedikit volumenya.
3.
Wujud Zat Gas
a.
Mengisi ruang tertutup secara
homogen.
b.
Mudah ditembus.
c.
Mudah dibagi atas volume-volume
yang lebih kecil.
d.
Volumenya mudah berubah oleh
tekanan luar.
Dari tayangan video di atas merupakan peristiwa berbagai macam perubahan wujud benda.
Sebuah
benda berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau diturunkan. Ketika mengalami
perubahan wujud, suhu zat tidak mengalami perubahan (suhu konstan), walaupun
ada pelepasan atau penyerapan kalor. Sejumlah yang dilepaskan atau diserap pada
saat perubahan wujud zat, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunka
suhu disebut kalor laten. Adapun grafik
perubahan wujud zat disajikan dalam gambar berikut:
Grafik Perubahan
Wujud Zat
a)
Proses AB merupakan proses
yang memerlukan kalor untuk menaikkan suhu zat dibawah titik lebur. Besarnya Q1
dirumuskan dengan:
b) Proses BC terjadi
perubanhan wujud zat dari padat menjadi cair disebut mencair, memerlukan kalor
sebesar Q2 drumuskan dengan:
c) Proses CD menyebabkab zat
mengalami kenaikan suhu dati T1 menjadi T2 dengan kalor
sebesar Q3 dirumuska dengan:
d) Proses DE terjadi perubahan
wujud zat dari cair menjadi gas disebut menguap, memerlukan kalor sebesar Q4
dirumuskan dengan:
keterangan:
Q = jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat atau mengubah wujud zat (J).
m = massa zat (kg)
L = kalor lebur (J/kg)
c = kalor jenis zat (J/kg oC)
ΔT =
perubahan suhu zat (oC)
U = kalor uap (J/kg)
Proses BC
dan DE mengalami perubahan wujud, namun suhunya tidak mengalami perubahan. Selain
kalor, perubahan wujud suatu zat ditentukan oleh tekanan dan ketidak murnian
zat, karena berpengaruh pada kenaikan titik didih dan penurunan titik beku.
Semakin tinggi tekanan dan konsentrasi ketidak murnian suati zat, maka titik
didihya semakin tinggi dan titik bekunya semakin rendah. Adapun diagram
perubahan wujud zat disajikan dalam gambar berikut.
Gambar Diagram Perubahan Wujud
Zat
a)
Melebur
dan Membeku
Melebur merupakan perubahan
wujud zat dari padat menjadi cair. Saat melebur zat memerlukan kalor meskipun
tidak mengalami kenaikan temperatur. Membeku merupakan kebalikan dari melebur.
Saat membeku zat melepaskan kalor, maka temperatur zat tetap. Kalor tersebut
tidak digunakan untuk menurunkan suhu, tetapi untuk mengurangi kecapatan gerak
zat cair agar berubah wujud menjadi zat padat.
b)
Menguap,
Mendidih, dan Mengembun
Menguap merupakan
perubahan wujud dari zat cair menjadi uap (gas). Amatilah air yang sedang mendidih,
saat air mendidih terlihat gelembung-gelembung udara keluar dari dalam air.
Gelembung-gelembung udara sebenarnya merupakan uap air yang meninggalkan air. Peristiwa
mendidih merupakan peristiwa penguapan juga. Namun, saat menguap, penguapan
hanya terjadi di bagian permukaan saja, sedangkan ketika mendidih, penguapan
terjadi pada seluruh bagian zat cair. Mengembun merupakan perbahan wujud dari
gas menjadi cair. Contohnya perubahan uap air menjadi air. Peristiwa
pengembunan digunakan untuk mendapatkan air murni dari air yang mengandung zat
terlarut, yaitu melalui proses distilasi. Air yang mengdung zat terlarut dipanaskan hingga mendidih sehingga
menhasilkan banyak uap air. Uap air dialirkan dan didinginkan ke tempat
penampungan sehingga diperoleh air murni dalam wujud cair.
c)
Menyublim
dan Mengkristal
Menyublim (sublimasi)
merupakan perubahan wujud zat dari padat langsung menjadi gas. Peristiwa
menyublim dan mengkristal dimanfaatkan orang dalam teknik pengeringan beku (freeze
drying) untuk mengawetkan produk makanan, bung, dan plasma darah. Mula-mula
produk makanan diawetkan dengan membekukan kandungan airnya pada suhu yang
rendah. Kemudian es yang terkurung dalam produk makanan diuapkan dengan cara
mengurangi tekanan, sehingga es langsung menyublim menjadi uap air. Uap
air ini dialirkan keluar dari tempat pengeringan, sehingga produk tertinggalah
produk makanan kering tanpa kehilangan kandungan zat-zat penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar