Pada umumnya benda akan
memuai ketika dipanaskan. Jika sebuah benda dipanaskan, partikel-partikel di
dalamnya bergetar lebih kuat sehingga saling menjauh. Kita katakan benda
tersebut memuai. Jika benda tersebut didinginkan, getaran-getaran partikel
lebih lemah, dan partikel-partikel saling mendekat. Sebagai hasilnya benda akan
menyusut. Pemuaian terjadi pada zat padat, cair, maupun gas.
Zat padat yang dipanaskan akan mengalami pemuaian
pajang, pemuaian luas, dan pemuaian volume. Pemuaian zat sebenarnya terjadi ke
segala arah.
1.
Pemuaian
Panjang
Bilangan yang menyatakan pertambahan panjang pada
benda dan kenaikan suhu 1oC atau 1K disebut koefisien muai panjang (α). Jika suatu benda berbentuk batang
yang panjangnya Lo
dipanaskan sehingga suhunya berubah sebesar ΔT,
maka benda tersebut akan memuai seperti gambar berikut.
Gambar Pemuaian Panjang
Berikut adalah Tabel Koefisien Muai Panjang.
Pertambahan panjang suatu zat yang memuai dirumuskan
dengan:
keterangan:
L
: Panjang akhir (m)
L0
: Panjang mula-mula (m)
α : Koefisien muai panjang (0 C/m)
Δt
: kenaikan suhu (m)
Perhatiakan tayangan animasi berikut!
dari tayangan animasi di atas terlihat bahwa sebuah benda apabila dipanaskan akan mengalami kenaikan suhu sehingga akan mengalami pemuaian.
Perhatiakan tayangan animasi berikut!
dari tayangan animasi di atas terlihat bahwa sebuah benda apabila dipanaskan akan mengalami kenaikan suhu sehingga akan mengalami pemuaian.
2.
Pemuaian
Luas
Apabila bensa tipis berbentuk persegi dipanaskan akan
terjadi pemuaian dalam arah memanjang dan melebar, maka benda tersebut
mengalami pemuaian luas seperti gambar berikut.
Bilangan yang menyatakan pertambahan luas benda pada
kenaikan suhu 1 oC atau 1K disebut koefisien muai luas (β). Berikut gambar pemuaian luas.
Pertambahan luas suatu zat yang memuai dirumuskan dengan:
Pertambahan luas suatu zat yang memuai dirumuskan dengan:
keterangan:
ΔA = pemuaian luas (m2)
Ao =
luas benda mula-mula (m2)
At
= luas benda setelah pemuaian (m2)
β = koefisian muai luas (oC-1
atau K-1)
3.
Pemuaian Volume
Pemuaian volume adalah pemuaian suatu benda kearah
memanjang, melebar dan meninggi. Pertambahan suatu volume yang dipanaskan
bergantung pada koefisien muai volume benda. Berikut gambar pemuaian volume
benda.
Gambar Pemuaian Volume |
Tabel pemuian volume dapat dilihat pada gambar berikut.
Pemuaian volume benda dirumuskan dengan:
Pemuaian volume benda dirumuskan dengan:
keterangan:
ΔV = pemuaian
luas (m2)
Vo = luas benda mula-mula (m2)
Vt = luas benda setelah pemuaian (m2)
γ
= koefisian muai luas (oC-1 atau K-1)
Pada zat cair kita tidak
mengenal muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai ruang atau
muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka
semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat
cair berbeda-beda akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi
setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair
terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara
wujud cair, padat dan gas disebut titik tripel, dapat dilihat dalam gambar
berikut.
Koefisien muai volume zat cair selalu lebih besar
dibandingkan koefisien muai volume zat padat, sehingga apabila sebuah bejana
yang berisi penuh air dipanaskan, maka zat cair akan tumpah.
Apabila
dipanaskan pada umumnya zat cair akan memuai. Tetapi pemanasan dari suhu 0oC-
4oC, air akan mengalami penyusutan, dan setelah suhunya di atas 4oC
air akan memuai kembali. Hal ini berarti massa jenis air mencapai nilai
maksimum pada suhu 4oC. Sifat pemuaian yang tidak terbatur ini
disebut anomali air. Zat lain yang mempunyai sifat anomali seperti air
adalah parafin dan bismuth.
Grafik Hubungan Suhu dan Volume Air
Hukum mengenai pemuaian Gas meliputi:
1. Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa volume (V) tetap, tekanan (P) gas sebanding dengan suhu mutlak (T) gas, dirumuskan:
2. Hukum Boyle
Gas yang berada dalam ruang tertutup memiliki volume
yang sama dengan volume ruang. Jika dalam ruang tersebut suhunya tetap maka
hubungan antar tekanan dan volume gas, dirumuskan dengan hukum Boyle sebagai
berikut:
3. Hukum Boyle-Gay Lussac
Jika kondisi tekanan, suhu dan volume gas dalam ruang
tidak ada yang tetap maka berlaku penggabungan hukum Boyle dengan hukum Gay
Lussac, dirumuskan dengan:
4. Hukum Charles
Menyatakan bahwa pada tekanan konstan, volume gas
sebanding dengan suhu mutlak gas tersebut, dirumuskan sebagai berikut:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar